Berkemah

 

 
Gambara dari Pinterest 
  

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi perbukitan hijau, tinggal empat sahabat yang tak terpisahkan: Rafi si pemberani, Dino si cerdas, Mira si ceria, dan Lina si penyuka hewan. Mereka selalu punya ide-ide seru untuk mengisi waktu luang.  

Suatu hari, Rafi datang dengan ide yang membuat mata mereka berbinar-binar.  
"Bagaimana kalau kita berkemah di Hutan Ceria akhir pekan ini?"  

“Horeee! Itu ide yang keren!” seru Mira, melompat kegirangan.  
“Tapi… Hutan Ceria katanya banyak suara-suara aneh di malam hari,”kata Lina dengan sedikit cemas.  
“Tenang saja, kita kan tim yang hebat! Pasti seru!”

---

Persiapan Berkemah

Keesokan harinya, mereka bersiap-siap:  
- Rafi membawa tenda dan senter.  
- Dino membawa peta, kompas, dan bekal makanan ringan.  
- Mira membawa selimut dan gitar kecil untuk bernyanyi.  
- Lina membawa teropong dan buku panduan tentang hewan hutan.  

“Jangan lupa marshmallow! Berkemah tanpa marshmallow itu seperti nasi goreng tanpa nasi!”kata Mira, membuat semua tertawa.  

---

Tiba di Hutan Ceria

Setelah berjalan kaki beberapa jam, mereka tiba di Hutan Ceria. Hutan itu penuh pepohonan tinggi yang daunnya berdesir ditiup angin. Burung-burung berkicau riang, dan sinar matahari menari di antara celah-celah ranting.  

Mereka menemukan tempat yang sempurna di dekat sungai kecil.  
“Oke, kita pasang tenda di sini!” kata Rafi.  

Namun… memasang tenda ternyata tidak semudah yang mereka kira.  
- Tali tendanya miring.  
- Tiangnya roboh.
- Dan… Mira malah terjerat tali sendiri!  

“Aduh! Aku terperangkap di jaring buatan sendiri!”teriak Mira sambil tertawa.  

Akhirnya, setelah banyak tertawa (dan sedikit tersandung tali), mereka berhasil mendirikan tenda.  

---

Petualangan Malam Hari

Malam pun tiba. Mereka duduk melingkar di sekitar api unggun, memanggang marshmallow dan bernyanyi bersama.  

Tiba-tiba…  
“HUUUUUU… HUUUUU…” 
Terdengar suara aneh dari balik pepohonan.  

Semua berhenti bernyanyi. Mata mereka membelalak.  
“Apa itu?”bisik Lina sambil memegang senter erat-erat.  
“Mungkin… suara hantu?”kata Dino, mencoba terdengar berani tapi suaranya bergetar.  
“Hantu?!” Mira hampir menjatuhkan marshmallow-nya.  

Tapi Rafi berdiri.  
“Kita tidak boleh takut sebelum tahu apa itu. Ayo kita periksa!”

Dengan senter di tangan, mereka berjalan pelan menuju sumber suara. Jantung mereka berdegup kencang.  
“HUUUUUU…”Suara itu semakin dekat.  

Saat mereka menyorotkan senter ke semak-semak… 
Ternyata… seekor BURUNG HANTU yang terjebak di antara ranting pohon!  

“Hahaha! Bukan hantu, tapi burung hantu sungguhan!” kata Rafi sambil tertawa lega.  
Lina cepat-cepat membantu melepaskan burung itu.  
“Kasihan sekali, sayapnya tersangkut. Tapi sekarang kamu bebas, teman kecil!” 

Burung hantu itu terbang melingkar di atas kepala mereka, seolah-olah berterima kasih, lalu menghilang di kegelapan malam.  

---

Keesokan Paginya

Pagi itu, mereka bangun dengan perasaan senang. Matahari terbit indah di balik pepohonan, dan suara sungai mengalir menenangkan.  

Mereka duduk bersama, makan sarapan sederhana, lalu berkemas untuk pulang.  
“Berkemah kali ini luar biasa! Kita belajar banyak hal,” kata Dino.  
“Ya, seperti cara memasang tenda tanpa terjerat tali,” tambah Mira sambil tertawa.  
“Dan yang terpenting, kita belajar bahwa kadang hal yang menakutkan ternyata tidak seburuk yang kita kira,”kata Rafi bijak.  
“Apalagi kalau kita hadapi bersama-sama,” sambung Lina.  

Mereka pun pulang dengan hati penuh kenangan indah, siap untuk petualangan seru berikutnya.  

---

Pesan Moral:

Jangan takut menghadapi hal baru. Kadang, apa yang terlihat menakutkan justru membawa pelajaran berharga. Dan bersama teman-teman, segala tantangan jadi lebih mudah dihadapi.



1 comments:

Habibi Fajar mengatakan...

Ceritanya menarik dan unik, cocok untuk anak SD

Posting Komentar