Di sebuah desa yang subur di kaki gunung, hiduplah seekor kambing kecil bernama Kiko. Kiko memiliki bulu putih bersih seperti kapas dan tanduk kecil yang baru mulai tumbuh. Tapi ada satu hal yang membuat Kiko terkenal di antara hewan-hewan di desa itu: Kiko suka sekali membual.
_"Aku pernah melompat setinggi pohon mangga!"_
_"Aku bisa berlari lebih cepat dari kelinci!"_
_"Aku bahkan pernah menakut-nakuti serigala dengan tatapanku yang tajam!"_
Setiap hari, Kiko selalu bercerita tentang petualangan hebat yang katanya pernah ia lakukan. Teman-temannya seperti si kelinci Lili, ayam Coco, dan bebek Dodo sering merasa heran.
_"Kiko, apakah itu benar? Kau benar-benar pernah melompat setinggi pohon?"_ tanya Lili ragu.
_"Tentu saja! Aku malah hampir menyentuh awan!"_ jawab Kiko dengan dada membusung.
Walaupun terdengar tidak masuk akal, teman-temannya tetap mendengarkan karena mereka suka tertawa mendengar cerita Kiko yang penuh bumbu. Tapi lama-kelamaan, mereka mulai bosan karena cerita Kiko semakin tidak masuk akal.
---
Hari di Mana Semuanya Berubah
Suatu hari, Kiko sedang berjalan di padang rumput sambil memikirkan cerita baru yang bisa ia bagikan. Tiba-tiba, ia melihat seekor serigala sungguhan bersembunyi di balik semak-semak, mengintip ke arah kandang ayam.
Alih-alih segera mencari bantuan, Kiko malah tersenyum licik.
_"Ini kesempatan bagus! Aku akan membuat cerita baru yang lebih seru!"_ pikir Kiko.
Ia berlari kembali ke teman-temannya di peternakan sambil berteriak-teriak:
_"Tolong! Tolong! Ada serigala! Aku berkelahi dengannya! Aku menggigit ekornya dan menakut-nakutinya sampai kabur!"_
Semua hewan datang berlarian, penasaran ingin melihat. Tapi saat mereka tiba di tempat yang Kiko tunjukkan, tidak ada apa-apa. Serigala itu sudah pergi.
_"Kiko, kau berbohong lagi, ya?"_ kata Dodo si bebek dengan curiga.
_"Tidak! Kali ini sungguh-sungguh!"_ Kiko mencoba meyakinkan mereka.
Tapi teman-temannya menggeleng.
_"Kami sudah terlalu sering mendengar ceritamu yang dibuat-buat. Kami tidak percaya lagi,"_ kata Coco si ayam sambil pergi.
Kiko kecewa, tapi ia masih menganggap itu tidak masalah.
---
Bahaya yang Nyata
Beberapa hari kemudian, Kiko kembali berjalan di padang rumput. Tapi kali ini, serigala yang sama benar-benar muncul di depannya!
Serigala itu menatap Kiko dengan mata lapar, lidahnya menjulur.
_"Oh-oh… ini bukan mimpi,"_ bisik Kiko dengan ketakutan.
Kiko segera berlari sekencang-kencangnya menuju peternakan sambil berteriak:
_"TOLONG! ADA SERIGALA SUNGGUHAN! KALI INI BENARAN!"_
Tapi teman-temannya hanya saling berpandangan.
_"Ah, itu Kiko lagi. Pasti membual seperti biasa,"_ kata Lili sambil menguap.
_"Iya, kita tidak akan tertipu lagi,"_ tambah Coco.
Kiko terus berteriak, namun tidak ada yang percaya.Serigala semakin dekat, giginya berkilat di bawah sinar matahari. Kiko merasa sangat takut dan sangat menyesal.
Tepat ketika serigala hampir menerkamnya, petani pemilik peternakan datang dengan anjing penjaganya. Serigala itu pun lari terbirit-birit.
Kiko selamat, tapi ia duduk terdiam, hatinya penuh rasa malu.
---
Pelajaran untuk Kiko
Malam itu, Kiko berkumpul dengan teman-temannya. Ia berdiri di tengah mereka dan berkata pelan,
_"Aku minta maaf. Aku terlalu sering membual sampai kalian tidak percaya saat aku benar-benar butuh bantuan. Aku belajar bahwa kepercayaan itu penting, dan aku sudah merusaknya sendiri."_
Teman-temannya melihat kesungguhan di mata Kiko.
_"Kami memaafkanmu, Kiko. Tapi ingat, kejujuran lebih berharga daripada cerita yang seru,"_ kata Lili dengan senyum hangat.
Sejak hari itu, Kiko berhenti membual. Ia masih suka bercerita, tapi kini ceritanya jujur dan penuh makna. Anehnya, teman-temannya justru lebih suka mendengarkan cerita Kiko yang sederhana tapi nyata.
Dan yang terpenting, mereka kembali percaya padanya.
---
Pesan Moral
Kepercayaan itu seperti kaca.Sekali retak, sulit untuk diperbaiki. Karena itu, selalu jujur dalam perkataanmu, karena suatu hari orang lain mungkin sangat perlu mempercayaimu.
---
Bagaimana menurutmu? Mau saya tambahkan bagian petualangan lain untuk Kiko atau buat dongeng baru?

0 comments:
Posting Komentar