Petualangan sungai jernih

 

  sumber gambar: pinterst

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hutan dan ladang, ada sebuah sungai yang dikenal dengan nama Sungai Jernih. Airnya sangat bening hingga dasar sungai terlihat, dan penuh dengan ikan kecil yang berenang ke sana kemari. Sungai itu adalah tempat favorit anak-anak desa untuk bermain, terutama saat hari libur.  


Suatu hari yang cerah, sekelompok anak-anak desa memutuskan untuk bermain di Sungai Jernih. Mereka adalah Bima, Sari, Tono, dan Lina. Dengan membawa bekal pisang goreng dan air kelapa, mereka berlari ke sungai sambil tertawa.  


Ketika sampai di sana, Bima langsung melepas sandalnya dan melompat ke air. "Wah, airnya sejuk sekali! Ayo, cepat ke sini!" serunya. Sari dan Lina dengan riang mengikuti, sementara Tono sibuk mencari kayu besar untuk dijadikan rakit kecil.  


"Hei, kita lomba menangkap ikan, yuk!" usul Sari. Anak-anak itu sepakat dan mulai membuat perangkap sederhana dari anyaman bambu yang sudah mereka bawa. Tapi menangkap ikan ternyata tidak semudah yang mereka bayangkan. Ikan-ikan kecil itu lincah dan selalu berhasil kabur.  


Lina yang tidak sabaran akhirnya memutuskan untuk membuat jaring dari daun kelapa yang ia temukan di pinggir sungai. "Aku pasti bisa menangkap ikan pakai ini!" katanya penuh percaya diri. Namun, saat ia menenggelamkan jaringnya, ia malah terjatuh ke air dengan cipratan besar. Semua temannya tertawa.  


Tiba-tiba, Tono yang sedang bermain di tepi sungai menemukan sesuatu yang aneh. "Hei, lihat ini! Aku menemukan batu berbentuk aneh," katanya sambil mengangkat sebuah batu pipih berbentuk seperti ikan. Batu itu berwarna keemasan dan bersinar di bawah sinar matahari.  


Anak-anak itu penasaran dan berkumpul mengelilingi Tono. "Coba kita cuci batu ini," kata Bima. Ketika batu itu dicuci di air sungai, tiba-tiba terjadi sesuatu yang ajaib. Air di sekitar mereka mulai berkilauan, dan suara lembut terdengar dari dalam sungai.  


"Terima kasih, anak-anak," kata suara itu. Dari dalam sungai muncul sosok makhluk kecil dengan tubuh berwarna perak, seperti peri air. "Aku adalah penjaga Sungai Jernih. Batu ini adalah jimat pelindung sungai yang hilang bertahun-tahun lalu. Karena kalian menemukannya dan menjaga sungai ini tetap bersih, aku akan memberikan hadiah."  


Sang penjaga sungai mengangkat tangannya, dan tiba-tiba ikan-ikan kecil mulai berenang mendekat tanpa rasa takut. "Sekarang kalian bisa bermain dengan ikan-ikan ini tanpa perlu menangkap mereka. Mereka adalah teman kalian," katanya.  


Anak-anak itu sangat senang. Mereka bermain bersama ikan-ikan yang kini tampak jinak, berenang di sekitar mereka tanpa kabur. Lina bahkan bisa menggendong seekor ikan besar yang tampak seperti sedang tersenyum.  


Setelah puas bermain, anak-anak itu duduk di pinggir sungai sambil makan bekal mereka. Sari berkata, "Hari ini adalah hari paling ajaib yang pernah kita alami!" Tono mengangguk dan berkata, "Dan kita juga harus menjaga Sungai Jernih ini selamanya."  


Sejak saat itu, anak-anak desa selalu menjaga kebersihan sungai dan tidak pernah mengambil ikan atau batu sembarangan lagi. Sungai Jernih tetap indah dan menjadi tempat penuh kebahagiaan untuk semua anak-anak desa, tempat mereka belajar bahwa alam adalah sahabat yang harus dijaga.  

0 comments:

Posting Komentar