Gambar dari Pinterest
Di sebuah kota kecil, hiduplah seorang gadis penjual bunga bernama Melati. Ia tinggal bersama ibunya yang sakit-sakitan di sebuah rumah kecil di pinggir kota. Setiap pagi, Melati berjalan ke pasar dengan keranjang penuh bunga yang ia petik dari kebun kecil mereka. Walaupun hidupnya sederhana, Melati selalu tersenyum dan memperlakukan semua orang dengan ramah.
Namun, kebun mereka mulai layu karena musim kemarau yang panjang. Bunga-bunga yang dulu indah kini kering dan tidak bisa dijual lagi. Ibu Melati semakin sakit, dan Melati bingung bagaimana cara mendapatkan uang untuk membeli obat.
Suatu malam, saat Melati duduk termenung di kebun, ia melihat cahaya kecil yang berkelip di antara tanaman yang layu. Ketika ia mendekat, ternyata itu adalah seekor kunang-kunang. Kunang-kunang itu bercahaya lebih terang daripada kunang-kunang lainnya.
“Kenapa kau bersedih, wahai gadis baik?” tanya kunang-kunang itu dengan suara lembut.
Melati terkejut, tetapi ia menceritakan semua masalahnya. Setelah mendengar kisah Melati, kunang-kunang itu berkata, “Aku adalah utusan dari Bunga Harapan, sebuah bunga ajaib yang hanya tumbuh di puncak Gunung Pelangi. Jika kau berhasil menemukan bunga itu, kau bisa menyelamatkan ibumu dan kebunmu.”
Meskipun perjalanannya terdengar sulit, Melati tidak ragu. Ia memutuskan untuk mencari bunga itu demi ibunya. Dengan bekal seadanya, ia berangkat ke Gunung Pelangi keesokan harinya.
Perjalanannya tidak mudah. Ia harus melewati hutan gelap, sungai deras, dan tebing curam. Namun, di setiap tantangan, ia bertemu makhluk-makhluk baik hati, seperti rusa yang menunjukkan jalan, burung yang memberinya air, dan monyet yang membantunya memanjat tebing. Mereka semua berkata, “Kebaikanmu telah dikenal di seluruh penjuru alam. Kami akan membantumu.”
Setelah perjalanan panjang, Melati akhirnya sampai di puncak Gunung Pelangi. Di sana, ia melihat sebuah bunga besar berwarna-warni yang bersinar seperti pelangi. Itu adalah Bunga Harapan. Saat ia mendekati bunga itu, sebuah suara lembut terdengar.
“Melati, hanya orang yang berhati tulus yang dapat memetikku. Jika kau mengambilku, kau harus berjanji menggunakan kekuatanku untuk kebaikan.”
Melati mengangguk dengan penuh keyakinan. Ia memetik bunga itu, dan seketika bunga itu berubah menjadi butiran-butiran kecil seperti embun yang jatuh ke tanah. Dari tanah tersebut, tumbuh bunga-bunga baru yang jauh lebih indah daripada sebelumnya.
Melati membawa beberapa bunga ajaib itu pulang. Saat ia memberikannya pada ibunya, sang ibu segera sembuh dari penyakitnya. Selain itu, bunga-bunga tersebut mampu menghidupkan kembali kebun mereka yang layu.
Kini, Melati tidak hanya menjual bunga, tetapi juga membagikan bunga harapan kepada mereka yang membutuhkan. Bunga-bunga itu menjadi simbol kebaikan dan keberanian, mengingatkan semua orang bahwa hati yang tulus akan selalu membawa berkah.
**TAMAT**